Semuanya tentang waktu
Dari semalam saya sudah menyiapkan hardisk berisi berbagai film yang saya pinjam dari seorang teman. Rencananya karena libur, hari ini saya hanya akan malas-malasan di kamar. Dan ternyata ada cukup banyak film di hardisk tersebut. Akhirnya, secara acak saya memutuskan untuk menonton About time(2013).
Saya nggak berekspektasi terlalu banyak karena memang belum pernah menonton trailer atau membaca reviewnya sama sekali. Tapi ketika ditonton, ternyata About time ini seru juga.
Jadi About time ini menceritakan tentang perubahan kehidupan seorang pemuda bernama Tim Lake (Domhall Gleeson) setelah mengetahui bahwa ia memiliki kemampuan untuk menjelajahi masa lalu. Kemampuan tersebut adalah kemampuan turunan khusus bagi anak lelaki di keluarganya. Jadi kakek dan ayahnya pun punya kemampuan yang sama.
Jadi film About time ini mengajarkan bahwa waktu yang paling berharga sebenarnya adalah waktu yang kita habiskan bersama orang-orang yang kita sayangi. Dan seberapapun saya suka menyendiri, saya pun sangat setuju akan hal tersebut. _Because in the end, what matter the most in our life is not what we have, but the people and the stories we’ve been through. _
Dan saya suka sekali cara Tim memperhatikan adiknya. Menyiratkan pesan bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya bukanlah ketika kita sendiri yang merasa bahagia. Melainkan ketika orang-orang di sekeliling kita juga merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Double happiness (;
Saya juga suka sekali cara film ini menggambarkan tentang mindfulness. Maaf ya, spoiler sedikit. Jadi ada salah satu adegan dimana Tim kembali lagi ke tepat satu hari sebelumnya dan menjalani kehidupan dengan lebih memperhatikan sekitarnya. Dan harinya yang tadinya berakhir buruk, malah jadi menyenangkan setelah dia lebih memperhatikan sekitarnya.
Intinya, film ini mengajarkan kita tentang kesederhanaan sebuah kebahagiaan. Bahwa kebahagiaan sebenarnya justru terjadi disaat kita tidak memikirkan apa-apa dan benar-benar tenggelam dan merasakan apa yang sedang terjadi dalam hidup kita. Bukan ketika kita memikirkan cara untuk menjadi bahagia. So, be sure to cherish & savor every second of your life yah. (;
Lalu, film kedua yang saya tonton hari ini adalah In time (2011). Film in time ini menceritakan keadaan kehidupan ketika waktu menjadi mata uangnya. Hal ini memungkinkan orang-orang kaya untuk hidup lebih lama. Bahkan sampai ratusan tahun. Karena dalam film tersebut diceritakan bahwa setelah umur 25, manusia akan mulai berhenti menua.
Salah satu pesan moralnya ya jelas. Supaya kita sadar betapa pentingnya menghargai waktu. Namun sebenarnya yang lebih kentara dari film ini adalah topik keadilan sosialnya. Jadi, karena mata uangnya diukur dengan waktu, zona waktu antara orang-orang kaya dan miskin itu dipisah. Orang miskin yang punya waktu sedikit, jadi kurang atau bahkan nggak dihargai. Wah, jatohnya jadi kejam gitu ternyata kalo waktu dijadiin mata uang.
Maaf spoiler lagi. Jadi karena nggak tahan sama perlakuan nggak adil yang mereka terima, pemeran utama di film ini akhirnya melakukan beberapa pemberontakan yang akhirnya ngerusak sistem sosial yang udah bertahun-tahun berjalan. Yang mana sebenarnya mengajarkan kita, bahwa semua manusia di dunia itu harusnya diperlakukan dengan sama.
Setelah diamat-amati, ternyata 2 film yang saya tonton tadi semuanya menceritakan tentang waktu. Dan setelah menonton 2 film tadi, saya rasanya seperti disentil supaya bisa mengatur waktu lebih baik lagi. Agaknya saya memang perlu mengevaluasi lagi gaya hidup baru saya 2 bulan terakhir ini. Karena perhatian dan waktu memang resource berharga yang harus kita perhatikan _spending_nya.