The art of giving and receive compliment
Selama proses mempelajari kebahagiaan, saya perlahan menyadari jika pujian bisa sangat berkaitan dengan tingkat kebahagiaan seseorang. Pujian memberikan semacam stimulus positif bukan hanya ke si penerima, namun juga ke pemberi. Seperti quote dari salah satu blogger favorit saya di atas. (:
Memuji seseorang bisa menjadikan hari seseorang jadi lebih baik. Mendapatkan pujian juga bisa meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Mereka yang dipuji jadi lebih merasa jika mereka dihargai, diakui dan diapresiasi. Seorang ahli psikologi bernama Kendra Cherry mengatakan di sebuah artikel, bahwa pujian merupakan salah satu bentuk positive reinforcement.
In each of these situations, the reinforcement is an additional stimulus occurring after the behavior that increases the likelihood that the behavior will occur again in the future.- Kendra Cherry
Itu tadi tentang mendapatkan pujian. Lalu bagaimana dengan memberikan pujian? Bagi sebagian orang, memberikan pujian bukanlah hal yang mudah. Namun bagi sebagian lain yang murah pujian, mereka bahkan dianggap “gombal” ketika memberikan pujian.
Maka dari itu, kita perlu mempelajari The art of Compliment. Baik dalam memberi, maupun dalam menerima pujian. Karena kedua-duanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial kita sehari-hari.
How to give compliment
Sulit memberikan pujian berkaitan dengan gengsi dan rasa cemburu atas pencapaian orang lain. Mereka yang sulit memuji cenderung berpikiran bahwa pujian membuat level seseorang yang dipuji menjadi setingkat di atas yang memuji.
Only a full glass can spill water out of it.
Seseorang yang merasa cukup bahagia atas pencapaiannya sendiri cenderung lebih mudah untuk memuji orang lain. Mereka tidak masalah membagikan kebahagiaan kepada orang lain melalui pujian karena dirinya sendiri juga sudah bahagia.
Tapi membagi kebahagiaan melalui pujian juga ada seninya. Jika kita begitu saja memberikan pujian kepada siapapun, bisa-bisa pujian kita dianggap hanya iseng saja. Bahkan kita bisa saja jadi tidak dipercaya ketika memberikan pujian di kemudian hari.
Untuk itu, kita harus memiliki standar masing-masing untuk menentukan kapan seseorang menjadi ‘pantas untuk dipuji’. Saat bertemu situasi tersebut, berilah pujian dengan sejujur-jujurnya. Beritahu juga alasan kenapa orang tersebut pantas dipuji sehingga si penerima pujian jadi tahu ‘nilai plus’ mereka.
Berilah pujian dengan lebih spesifik. Pujian yang general cenderung lebih terkesan asal-asalan dibandingkan jika kita memuji dengan mengemukakan alasannya.
So,_ key point_-nya adalah sadari situasi ‘pantas untuk dipuji’, jadilah jujur saat mengutarakan pujian, dan beritahu alasan pujian tersebut.
How to receive compliment
Saya mengenal seseorang yang merasa aneh jika dipuji. Dia merasa jika dirinya belum pantas untuk menerima pujian. Sekarang, setelah lebih banyak mempelajari tentang kepribadian saya jadi tahu jika perilaku tadi sudah banyak dikenal di dunia psikologi dengan istilah impostor syndrome.
Impostor syndrome adalah situasi dimana seseorang merasa menjadi seorang penipu karena orang lain memandang pencapaiannya adalah sesuatu yang hebat, namun dirinya percaya pencapaiannya bukanlah apa-apa dibanding pencapaian orang lain di lingkungannya. Meskipun bukan tergolong penyakit mental, tapi topik mengenai impostor syndrome mulai banyak diteliti oleh para ahli psikologi.
Pengidap impostor syndrome merasa dirinya adalah penipu setelah mencapai suatu pencapaian. Merasa jika dirinya tidaklah sehebat itu. Mereka cenderung berfikir pencapaiannya hanyalah keberuntungan. Mereka membutuhkan waktu yang lama sebelum akhirnya mempercayai pujian orang-orang terhadapnya. (Kamu mungkin tertarik untuk membaca cerita ini).
Namun dibanding fenomena impostor syndrom, lebih umumnya seseorang akan jadi besar kepala ketika menerima pujian. Sah-sah saja untuk merasa baik akan diri sendiri. Tapi alangkah lebih baik untuk tidak berlarut-larut dalam kebahagiaan dan menjadikan pujian tadi sebagai bahan refleksi diri.
Pun bagi yang tidak terlalu suka dipuji, saya percaya mereka juga tetap merasakan sedikit kebahagiaan ketika mendapat pujian. Dan apapun reaksi kita terhadap pujian (suka / tidak terlalu suka dipuji), kita tetap bisa mengambil hikmah positif dari pujian yang kita terima. Karena setelah mendapat pujian, kita jadi tahu apa yang orang lain suka dari kepribadian atau diri kita. Kita jadi lebih tau, “value“ mana dari diri kita yang dianggap baik. Sehingga di masa depan, kita bisa meningkatkannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Tapi lebih dari apapun itu..
Bagi saya pribadi yang paling penting adalah puji diri kalian sendiri lebih dulu. Bukan bermaksud untuk mengajari narsis. Namun dengan memberikan pujian kepada diri sendiri, itu berarti kita memberikan waktu untuk diri kita menjadi bahagia. Karena apapun itu, kebahagian kalian sendiri merupakan hal terpenting dari apapun. Seberapapun kalian ingin membahagiakan orang lain, hal tersebut akan sulit terwujud jika diri kalian sendiri bahkan belum bahagia.(:
_Other people’ happiness maybe is not your responsibility, but you can always choose to share.
_
Have a nice Monday, everyone!