Meminimalisir kehidupan

_Happiness come from anywhere. It could also be earned from emptiness. _

Lately I was thinking about to minimize my life. Salah satu ide yang dari dulu ingin saya wujudkan. Ditambah lagi, akhir-akhir ini saya banyak menemukan referensi pendukung tentang hal ini. Dan kebanyakan orang yang sudah menerapkannya mengatakan bahwa meminimalisir kehidupan bisa mengurangi tingkat stress seseorang. _Which is, it highly support my happiness project. ^^
_

So, beberapa waktu lalu saya mulai bereksperimen. Mencoba mengurangi hal-hal yang dari dulu ingin saya praktikan. Beberapa ternyata memang menyenangkan untuk dilakukan. Namun ada juga yang tidak terlalu cocok. Mungkin diantaranya bisa kalian coba jika ingin menerapkan hal ini juga.

• Meminimalisir keputusan

Disadari atau tidak, kita ternyata telah menghabiskan banyak energi untuk memutuskan suatu hal yang tidak terlalu penting. Contoh paling mudah adalah memutuskan tempat makan. Walaupun sudah menjadi anak kos sejak SMA, sekarang saya baru sadar kalau memutuskan tempat makan adalah hal tak terlalu penting yang banyak menghabiskan energi kita.

Jadilah sejak bulan lalu, saya coba untuk mengurangi keputusan menentukan tempat sarapan. Dan sejak itu saya selalu sarapan di tempat yang sama setiap hari kecuali di akhir pekan. It work well for a month. Tapi bulan berikutnya saya menyerah karena terlalu bosan memakan menu yang sama setiap hari. Now I still figure out the best solution for this. Tapi untuk saat ini saya lebih sering memutuskan untuk makan di tempat yang saya pikirkan pertama kali.

Opsi lain yang menarik buat saya adalah membuat makanan sendiri. But since I’m not good at cooking dan dapur kosan saya adalah tempat yang menyeramkan bagi seorang OCD, jadi saya berpikir ulang untuk mencoba opsi ini. But, I will definitely try this option next time.

Keputusan lain yang sedang saya kurangi adalah menentukan baju yang saya pakai di luar. Beberapa orang ada yang cocok dengan keputusan memakai baju yang ada di tumpukan paling atas. But I definitely not one of them. Jadi yang sedang saya kurangi sekarang adalah memakai baju beraneka warna. Saya membatasi pilihan warna yang akan saya pakai hanya hitam, putih, dan beberapa warna pastel. I still work on this habit, tapi tidak terlalu strict juga menerapkannya. Karena terlalu strict terhadap suatu hal kadang malah membuat lebih banyak stress.

• Meminimalisir barang-barang

Kalau ini sebenarnya bukan kebiasaan baru bagi saya. Because I regularly get rid of some of my unused stuffs. Tapi masalah yang biasanya muncul ketika ingin membuang barang-barang adalah kenangan di balik barang tersebut.

Do I really need to remember the memories from these stuff?

Saya biasanya berkali-kali menanyakan pertanyaan di atas pada diri saya sendiri sebelum menyingkirkan suatu barang. And thanks God for technology. Jika masih tidak tega untuk membuangnya, kalian bisa dengan mudah mengabadikannya lewat foto sehingga barang tersebut masih bisa kalian kenang di masa depan.

Something else that hard to let go for me is … paper! Hahaha. Shame on me, but seriously. Saya banyak bermain dengan kertas sejak kecil, sehingga setiap kertas rasanya punya nilai tersendiri bagi saya. And I love knowledge! Rasanya jadi tidak tega untuk begitu saja membuang kertas yang berisi pengetahuan. Tapi setelah menyadari kertas-kertas itu toh tidak saya pelajari lagi, saya jadi lebih tega untuk membuangnya. And once more, thanks God for technology. Kita tak perlu lagi mencari-cari catatan lama karena internet cover it all! :D

• Meminimalisir kegiatan

This! Saya selalu easily tempted untuk mengikuti sebuah project atau kegiatan baru yang saya pikir seru. Terlebih lagi, I enjoy being busy. Tapi akhir-akhir ini saya menyadari ada ketidakseimbangan di diri saya selama ini (read this to learn more). Jadi saya memutuskan untuk mengurangi beberapa kegiatan yang banyak menghasilkan stress (kamu mungkin tertarik untuk membaca ini).


Masih ada beberapa hal lain yang sedang saya coba minimalisir seperti mengurangi clutter on my gadget,_ clutter on my to-do list_, dan beberapa hal lainnya. Mungkin lain kali bisa saya ceritakan lagi.

Buat saya pribadi setelah menerapkannya beberapa saat, meminimalisir kehidupan rasanya seperti perumpamaan menghapus tulisan yang sudah tak terpakai di sebuah papan tulis. Sehingga ruangnya bisa kita pakai untuk menuliskan hal baru yang lain. Perumpamaan lain yang saya suka tentang hal ini salah satunya adalah dari Paul Graham berikut ini:

“Imagine walking around for years with 5 pound ankle weights, then suddenly having them removed.” Paul graham - Stuff

Emptiness give us more space for another happiness. (: