Jangan rusak kebahagiaan orang lain dengan kata maaf kalian
Ada beberapa tipe orang yang menjengkelkan bagi saya dan salah satunya adalah orang yang sangat sering meminta maaf untuk kesalahan yang tidak mereka perbuat. Saya tidak mengerti alasan pastinya, tapi jika kalian yang seperti itu menganggap jika tindakan itu membuat kalian jadi orang baik (ya Tuhan, tolong sadarkan mereka!), saya sarankan kalian untuk berhenti melakukannya mulai sekarang. It doesn’t make you a good person if you say sorry (even million times) for the mistake that you’re not doing, I’m telling you.
Orang-orang seperti itu bahkan menyebalkan menurut saya.
Jika kalian tidak merasa melakukan kesalahan, tolong simpan saja kata maaf kalian. Permintaan maaf yang saya kadang tidak tahu alasannya adalah hal menjengkelkan yang membuat saya malah merasa jadi orang jahat. Bagaimana kita bisa memaafkan jika kesalahannya saja kita tak tahu? Atau lebih menjengkelkan lagi adalah ketika seseorang merasa telah melakukan kesalahan terhadap orang lain padahal hal itu malah sama sekali bukan masalah bagi orang lain tersebut.
Tolong berhenti meminta maaf jika kalian tidak benar-benar tahu kesalahan kalian. Bukannya terlihat baik, kalian malah membuat si penerima maaf merasa dirinya buruk karena membuat kalian merasa buruk sampai-sampai meminta maaf. Got what I mean?
Hari ini (oh, tepatnya kemarin) saya merasa buruk karena merasa bersalah telah membuat seseorang yang saya sayangi sampai meminta maaf. Padahal bagi saya orang tersebut tidak melakukan kesalahan sama sekali. Lebih buruknya lagi, hal tersebut membuat saya bersedih karena merasa sudah melukai orang yang saya sayangi (si peminta maaf). Yang lalu membuat saya berpikir, mungkinkah perkataan saya yang salah sehingga membuat dia merasa bersalah seperti itu? Which then ended up with me blaming myself.
Sensitivitas, biasanya menjadi akar dari perasaan bersalah yang kemudian mendorong seseorang untuk meminta maaf. _Put your sensitivity out of here, please. _Tidak menyenangkan sama sekali mendengar perkataan maaf (setidaknya bagi saya) dari kesalahan yang bahkan benar-benar kalian lakukan. Karena bukankah terkadang kalian yang bilang sendiri,
“Kamu nggak minta maaf juga udah aku maafin kok.”
Dan kejadian itu menyadarkan saya bahwa meminta maaf untuk kesalahan yang tidak seorang perbuat adalah salah satu tindakan menularkan perasaan negatif_ which then ruin my happiness project._
Beberapa orang mungkin akan berfikir, bukannya mudah untuk langsung memaafkannya saja? Dan memang benar. Mudah saja jika kita langsung memaafkan mereka. Lagipula itu bukan hal sulit. Tapi memaafkan kesalahan yang bahkan kita rasa orang tersebut tidak melakukannya? Bukankah hal itu malah membuat kalian merasa bersalah terhadap si peminta maaf? Ibarat seseorang meminta maaf karena mencuri, padahal dia sama sekali tidak mencuri. Bukankah tidak adil?
Jangan mengobral maaf kalian
Setidaknya jika kalian tidak merasa benar-benar melakukan kesalahan, jangan umbar kata maaf yang kalian punya. Saya bukannya mengatakan jika meminta maaf itu buruk. Meminta maaf bagi saya juga merupakan keharusan jika saya benar-benar melakukan kesalahan. Tapi setidaknya tempatkanlah kata maaf pada kesalahan yang tepat yang benar-benar kalian lakukan. Jangan merusak kebahagiaan orang lain dengan membuatnya merasa bersalah karena maaf yang kalian tempatkan sembarangan. (:
NB!
Saya juga meminta maaf jika ada beberapa pihak yang merasa terluka dengan tulisan ini. Tulisan ini pure merupakan opini pribadi dan tidak harus kalian ikuti jika merasa tulisan ini bertolak belakang dengan opini kalian.