Ketika perhatian adalah sumber daya, kenapa kita tidak menghematnya?
Satu hal yang saya baru sadari setelah menjalankan project-minimalisir, bahwa perhatian yang kita miliki adalah suatu sumber daya (reource). Yang mana jika terlalu banyak barang atau hal yang kita perhatikan maka energi kita akan lebih cepat habis.
- Semakin banyak pakaian, maka semakin banyak yang harus kita cuci atau setrika.
- Semakin banyak gadget, maka semakin banyak yang harus kita re-charge.
- Semakin banyak kendaraan, maka semakin banyak kita memerlukan biaya perbaikan ataupun bahan bakar.
- Semakin banyak perabotan, maka semakin banyak barang yang harus kita atur saat membersikan rumah.
Semakin kita memiliki lebih banyak barang, semakin cepat energi kita terkuras untuk memperhatikan barang-barang tersebut. Karena tak hanya barang saja yang menguras perhatian kita. Pekerjaan, masalah pribadi, iklan, semuanya berlomba untuk mendapatkan/menguras perhatian kita. Bahkan tanpa kita sadar, perhatian kita sudah banyak dimonetasi oleh perusahaan lain.Momen dimana saya tidak memperhatikan apapun adalah momen yang paling membahagiakan.
Masih ingat momen dimana kamu merasa santai dan tanpa beban? Apakah momen itu terjadi saat membeli suatu barang? Bagi saya pribadi, momen paling membahagiakan adalah momen ketika saya tidak harus memperhatikan apapun.
Maka dari itu cobalah merasa cukup dengan apa yang kita punya sekarang. Saat akan membeli sesuatu, pikirkan apakah kita benar-benar membutuhkannya? Karena tanpa sadar, kebanyakan dari kita sebenarnya sudah memiliki semua yang kita butuhkan. Yang kita butuhkan selanjutnya hanyalah momen untuk menyadarinya. (: