Berdamai dengan rasa takut

fear

Takut itu tandanya kamu belum siap. Next time kalo kamu takut, coba koreksi apa yang kira-kira belum kamu siapin yaa.

Itu tadi adalah self-note yang saya buat beberapa hari lalu. Beberapa waktu ini saya memang sedang memikirkan tentang perasaan takut. Termasuk rasa takut yang muncul ketika saya memutuskan untuk meluncurkan situs baru ini. Is it only me? Or, will other people get excited too?. Rasanya seperti dejavu ketika dulu saya juga merasa takut untuk memulai artikel mingguan. Will other people find it useful? Or worse, will people read it?

So what? Test. Don’t overthink it; just go with your gut. Austin Kleon.

Tapi kemudian saya sadar. Saya tidak bisa hidup dengan rasa takut. Itu sebabnya kami harus berdamai satu sama lain. Lagipula, pengalaman saya selama ini mengajarkan bahwa terkadang semakin kamu merasa takut, semakin itu menjadi pertanda jika kamu harus mencobanya.

You don’t need to know the answer before you begin.Danielle Laporte

Minggu lalu saat menjadi moderator acara Release Party Tea Linux 7, saya bersama 2 pembicara lain berdiskusi tentang migrasi ke open source. Kesimpulan yang saya ambil waktu itu adalah kita sering kali merasa takut untuk memulai sesuatu yang baru (contohnya untuk mulai berpindah ke open source). Sesuatu yang baru tersebut terasa menakutkan karena kita tidak tau cara melakukannya. Dan jika kita tak pernah berdamai dengan rasa takut, maka selamanya kita tak akan tau cara melakukannya.

Dulu saya adalah tipe mahasiswa yang lebih memilih membuat presentasi kelompok daripada kebagian tugas mempresentasikannya. Saya takut berbicara di depan banyak orang. Tapi semakin saya berdamai dengan rasa takut, semakin rasa takut itu malah hilang.

Lalu bagaimana melatih diri kita agar bisa berdamai dengan rasa takut?

  • Jadilah jujur. Rasakan perasaan takut yang kamu alami
    Saat mengalami rasa takut, coba resapi rasanya. Jangan menyangkal perasaan tersebut namun cobalah cermati penyebab yang sebenarnya membuatmu takut. Bila perlu tuliskan alasan yang kamu temukan.

  • Setelah menemukan penyebabnya, lakukan persiapan
    Dulu saya merasa takut berbicara di depan publik karena tidak tau apa yang harus saya bicarakan. Setelah tau penyebab ketakutan saya, sekarang sebisa mungkin saya selalu mempersiapkan materi jika akan berbicara di depan publik. Ini berlaku juga untuk ketakutan yang lain. Jika tau penyebab rasa takut yang kamu alami, kamu akan lebih mudah untuk berdamai dengannya.

  • Berfikirlah jika kalian tak akan rugi apapun dengan melakukannya
    Kamu mungkin akan tetap aman jika terus menuruti rasa takut. Tapi melakukan hal yang menakutkan kadang juga tidak ada ruginya kok. Just try to b_e the “I have nothing to lose” kind of person_. Tidak jadi masalah, meskipun jika pada akhirnya kamu tidak berhasil melakukannya. Paling tidak kita sudah pernah mencoba. Percayalah, rasa sakit dari kegagalan pasti akan terlupakan seiring berjalannya waktu. (:

  • Setelah berhasil mengalahkan rasa takutmu, coba cermati rasanya mencoba hal yang kamu takutkan
    Let’s say kamu takut ketinggian. Saat akhirnya kamu berhasil mencoba terjun ke kolam renang dari ketinggian 3 meter, coba rasakan bagaimana rasanya mengalahkan ketakutanmu. Semakin sering kamu merasakan hal tersebut, saat itulah ketakutan itu akhirnya perlahan menghilang.

    “Jangan takut film horror. Kehidupan yang sebenarnya justru terkadang lebih menakutkan daripada film horror.”

Saya sering mengatakan hal tersebut ke teman-teman saya yang takut film horror. Bukan, bukan karena saya sok-sokan jadi pemberani. Tapi karena saya ingin teman-teman saya juga bisa mencoba menantang rasa takutnya. Saya tidak ingin kita berakhir menyesal karena terus menuruti rasa takut.

Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.
- Mark Twain
Unsplash photo by Shlomit Wolf